Filosofi Matrix
Udah pada nonton kali ya Matrix Reloaded (M2)? Dan kebanyakan orang bilang lebih bagus yang pertama.
Yang kedua ini terlalu dieksploitasi visual efeknya, berantemnya, ketebak ceritanya dan lain-lain. Iya lah ya. Namanya juga sequel, ga ada efek freshness-nya lagi seperti pas pertama kali kita lihat.
Keluar dari itu semua, buat gue minimal, Matrix ini sendiri jadi dalem dan beda karena kedaleman filosofi yg dusulkan film itu ke khazanah realitas kita sehari-hari, yang justru ngelebihin media filmnya itu sendiri. (ciee cieee apaan tuh hehe).
Di Internet banyak banget diskusi yang lahir tentang fenomena pop kultur yang diusung oleh film ini. Terutama hubungannya ama agama-agama dan mitos-mitos kosmologi kuno, kayak cerita dewa2x skandinavia, Loki, Odin dan lainnya.
Di artikel ini (yg keluar setelah M1), Wake up! Gnosticism and Buddhism in The Matrix, dibahas gimana banyak elemen Kristianiti dan Budhisme di film Matrix. Hal ini terutama keliatan dari sistem penamaan yg rada2x biblikal (Trinity, Zion, Apoc, Nebuchadnezzar) dan juga dari storyline si Matrix sendiri.
Yang mencolok adalah resurrected-nya si Neo yang hidup kembali ala figure Jesus. Dan bukan hanya sekali, tapi dua kali. Neo yang idup kembali sebagai sang penyelamat, bisa dipandang sebagai gabungan figure Jesus dan Budha sekaligus.
Artikel itu juga membahas bahwa, walau kehadiran Kristianiti di film itu terasa, tapi secara keseluruhan, yang hadir di film itu bukanlah Kritianiti tradisional yg ortodoks yang kita kenal, melainkan Gnostic Christianity yg justru pandangannya saling bersaing dengan Kristianiti yang kita kenal sekarang.
Di tulisan lain, Matrix Reloaded Explained, berargumen bahwa Neo sebenernya punya fungsi yang sama dengan Loki, dewa kehancuran viking. Walo jahat dan evil, tapi Loki sebenernya bertugas buat menggoyang ke-status-quo-an alam semesta, supaya Odin sang pencipta, bisa membangun kembali alam semesta yang baru.
Odin dalam M2, direpresentasikan oleh si Architec yg bertemu dengan Neo di ujung film M2 dan cerita bagaimana siklus ngebangun-matrix-zion-neo-hancur sudah terjadi 5 kali, dan semua ini dimaksudkan untuk membangun Matrix baru yg lebih sempurna dari Matrix-matrix versi sebelumnya.
Yang menarik lagi di Matrix Reloaded Explained, yaitu menurut dia, M2 sebenernya tengah membahas tentang Free Will dan kemampuan manusia untuk TUMBUH (grow) yg ga dimiliki oleh mesin.
Ngebaca itu semua dan ngeliat kenyataan sehari-hari, coba kita liat sebenernya apa relevansi Matrix Trilogy (jangan lewatkan Matrix Revolution, M3, Nov. tahun ini) dengan kehidupan kita sekarang? Ada proposal valid ga yg coba diusulkan oleh film itu?
Trilogy Matrix bilang kalo realitas dunia kita sehari-hari ini ga nyata. Bahwa realitas kita sebenernya adalah gambar-gambar semu yg dipoyeksiin ke otak kita oleh sebuah mesin besar yg bernama Matrix dengan tujuan supaya umat manusia ga sadar dengan apa kenyataan sebenernya, yaitu mereka sekedar dijadiin batere yg ngidupin si mesin ini.
Well? Ngingetin kamu ama sesuatu?
Program televisi, perusahaan PR, media massa, koran, majalah, IKLAN! FILM! (ironis). Kapankah kita terakhir ngeliat kenyataan atau realitas di media itu? Dan TOCH! Semua image, gambar, visual dan suara dari semua media itu yang nyampe ke 5 panca indra kita, yang sekarang sudah kita anggap sebagai realitas.
Tulisan ini America's Matrix, menggambarkan kenyataan yang sama tengah terjadi di US. Orang menutup mata dengan fakta dan kenyataan yg ada, karena lebih gampang untuk mempercayai image semu tadi, karena lebih ringan, lebih gampang, lebih bikin perasaan enak.
Persis seperti Cipher di M1, yg lebih memilih hal yang semu di sorga Matrix, daripada kenyataan keras yang ada di neraka Zion.
Trus apa? Apa yang bisa kita ambil? Apa yang pengen disampaikan sebenernya?
Wake up? Pilih pil biru atau pil merah seperti Neo? Lahir kembali ke kenyataan?
Bisaaa.. atau mungkin, minimal, cerita epic trilogi mitos kosmologi-ria ini bisa kita ambil sebagai peringatan.
Peringatan bahwa kadang lebih mudah terlena ama hal yang semu daripada hal yang nyata. Peringatan kalo makin hari proporsi kesemuan kita makin ditentukan bukan oleh kita sendiri tapi oleh suatu MESIN yang nggak keliatan.
Peringatan buat selalu sadar, aware, dan membuka mata, tentang kenyataan yg ada.
Peringatan dan cerita tentang keterperangkapan yang melenakan dalam pengaruh matrix dunia dan tentang kebebasan yg mungkin keras, dingin, ga enak, tapi.... nyata.
Pilih mana?
Sumber : http://enda.goblogmedia.com/filosofi-matrix.html
Yang kedua ini terlalu dieksploitasi visual efeknya, berantemnya, ketebak ceritanya dan lain-lain. Iya lah ya. Namanya juga sequel, ga ada efek freshness-nya lagi seperti pas pertama kali kita lihat.
Keluar dari itu semua, buat gue minimal, Matrix ini sendiri jadi dalem dan beda karena kedaleman filosofi yg dusulkan film itu ke khazanah realitas kita sehari-hari, yang justru ngelebihin media filmnya itu sendiri. (ciee cieee apaan tuh hehe).
Di Internet banyak banget diskusi yang lahir tentang fenomena pop kultur yang diusung oleh film ini. Terutama hubungannya ama agama-agama dan mitos-mitos kosmologi kuno, kayak cerita dewa2x skandinavia, Loki, Odin dan lainnya.
Di artikel ini (yg keluar setelah M1), Wake up! Gnosticism and Buddhism in The Matrix, dibahas gimana banyak elemen Kristianiti dan Budhisme di film Matrix. Hal ini terutama keliatan dari sistem penamaan yg rada2x biblikal (Trinity, Zion, Apoc, Nebuchadnezzar) dan juga dari storyline si Matrix sendiri.
Yang mencolok adalah resurrected-nya si Neo yang hidup kembali ala figure Jesus. Dan bukan hanya sekali, tapi dua kali. Neo yang idup kembali sebagai sang penyelamat, bisa dipandang sebagai gabungan figure Jesus dan Budha sekaligus.
Artikel itu juga membahas bahwa, walau kehadiran Kristianiti di film itu terasa, tapi secara keseluruhan, yang hadir di film itu bukanlah Kritianiti tradisional yg ortodoks yang kita kenal, melainkan Gnostic Christianity yg justru pandangannya saling bersaing dengan Kristianiti yang kita kenal sekarang.
Di tulisan lain, Matrix Reloaded Explained, berargumen bahwa Neo sebenernya punya fungsi yang sama dengan Loki, dewa kehancuran viking. Walo jahat dan evil, tapi Loki sebenernya bertugas buat menggoyang ke-status-quo-an alam semesta, supaya Odin sang pencipta, bisa membangun kembali alam semesta yang baru.
Odin dalam M2, direpresentasikan oleh si Architec yg bertemu dengan Neo di ujung film M2 dan cerita bagaimana siklus ngebangun-matrix-zion-neo-hancur sudah terjadi 5 kali, dan semua ini dimaksudkan untuk membangun Matrix baru yg lebih sempurna dari Matrix-matrix versi sebelumnya.
Yang menarik lagi di Matrix Reloaded Explained, yaitu menurut dia, M2 sebenernya tengah membahas tentang Free Will dan kemampuan manusia untuk TUMBUH (grow) yg ga dimiliki oleh mesin.
Ngebaca itu semua dan ngeliat kenyataan sehari-hari, coba kita liat sebenernya apa relevansi Matrix Trilogy (jangan lewatkan Matrix Revolution, M3, Nov. tahun ini) dengan kehidupan kita sekarang? Ada proposal valid ga yg coba diusulkan oleh film itu?
Trilogy Matrix bilang kalo realitas dunia kita sehari-hari ini ga nyata. Bahwa realitas kita sebenernya adalah gambar-gambar semu yg dipoyeksiin ke otak kita oleh sebuah mesin besar yg bernama Matrix dengan tujuan supaya umat manusia ga sadar dengan apa kenyataan sebenernya, yaitu mereka sekedar dijadiin batere yg ngidupin si mesin ini.
Well? Ngingetin kamu ama sesuatu?
Program televisi, perusahaan PR, media massa, koran, majalah, IKLAN! FILM! (ironis). Kapankah kita terakhir ngeliat kenyataan atau realitas di media itu? Dan TOCH! Semua image, gambar, visual dan suara dari semua media itu yang nyampe ke 5 panca indra kita, yang sekarang sudah kita anggap sebagai realitas.
Tulisan ini America's Matrix, menggambarkan kenyataan yang sama tengah terjadi di US. Orang menutup mata dengan fakta dan kenyataan yg ada, karena lebih gampang untuk mempercayai image semu tadi, karena lebih ringan, lebih gampang, lebih bikin perasaan enak.
Persis seperti Cipher di M1, yg lebih memilih hal yang semu di sorga Matrix, daripada kenyataan keras yang ada di neraka Zion.
Trus apa? Apa yang bisa kita ambil? Apa yang pengen disampaikan sebenernya?
Wake up? Pilih pil biru atau pil merah seperti Neo? Lahir kembali ke kenyataan?
Bisaaa.. atau mungkin, minimal, cerita epic trilogi mitos kosmologi-ria ini bisa kita ambil sebagai peringatan.
Peringatan bahwa kadang lebih mudah terlena ama hal yang semu daripada hal yang nyata. Peringatan kalo makin hari proporsi kesemuan kita makin ditentukan bukan oleh kita sendiri tapi oleh suatu MESIN yang nggak keliatan.
Peringatan buat selalu sadar, aware, dan membuka mata, tentang kenyataan yg ada.
Peringatan dan cerita tentang keterperangkapan yang melenakan dalam pengaruh matrix dunia dan tentang kebebasan yg mungkin keras, dingin, ga enak, tapi.... nyata.
Pilih mana?
Sumber : http://enda.goblogmedia.com/filosofi-matrix.html
0 komentar:
Post a Comment
Nah apa komentar anda?